Ulat Kandang Untuk Murai Batu
Kematian
indukan bagi penangkar burung adalah momok yang ksangat menakutkan.
Jika disuruh memilih antara kematian piyik dan kematian indukan mereka
hampir sepakat memilih kematian piyikan. Hal ini merupakan pilihan yang
wajar karena kematian indukan berarti pula adalah berhentinya proses
produksi.

Hal
demikian pernah dialami Bang M saat awal bulan pertama menang-kar murai
batu. Beberapa indukannya tiba-tiba terlihat kurang sehat, selang
beberapa hari kemudian mati.
“Saya
sempat kebingungan mengantisipasinya, padahal saya sudah menerapkan
anjuran teman-teman penghobi dan penangkar. Mulai kebersihan dan
kesegaran pakan, kebersihan kandang hingga pemberian vitamin. Tapi
kematian indukan selalu saja terjadi. Kalau terjangkit virus kenapa
piyikannya justru sehat dan tidak tertular dan indukan yang lain juga
tidak tertular,” katanya dengan penuh tanda tanya.
la
kemudian menduga-duga, apakah karena faktor lingkungan yang
mempengaruhinya? Dugaan tersebut muncul karena seluruh kandang yang
dibangunnya tidak pernah terkena sinar matahari secara langsung.
“Karena keterbatasan lahan mengakibatkan kandang penangkaran saya tidak
bisa terkena sinar matahari langsung. Apa karena itu yang
men-gakibatkan indukan-indukan tersebut cepat mati,” sambungnya.

Hingga
suatu saat Bang M mendapat nasehat dari sesama penghobi yang
menyarankan agar seluruh indukan diberi ulat kandang atau ada juga yang
menyebut ulat balap karena jalannya yang cepat. Ternyata setelah saran
tersebut diterapkan, terjadi perubahan yang cukup positif di
penangkarannya.
“Jarang
terjadi ada indukan yang sakit, kalau toh ada, indukan tersebut diberi
antibiotik yang diteteskan di mulutnya. Selang sehari sang induk pasti
sembuh. Bahkan hasil produksinyapun semakin meningkat,” terang:nya
mengenai khasiat ulat kandang.
Bang M mengakui jika secara ilmiah dirinya belum mengetahui kaitan antara
ulat kandang dan kesehatan indukan burung yang ditangkarkannya. Tapi
dia sudah merasakan manfaat memberi pakan indukan murai batu-nya dengan
ulat kandang.
“Semua
indukan dalam sebulan bisa berproduksi hingga dua kali setelah
saya beri konsumsi ulat kandang. Bahkan bila betina tidak ngurak dan
pejantan ngurak, produksi tetap bisa berjalan. Tapi biasanya kalau ada
salah satu yang ngurak, pasangannya akan saya gantikan dengan yang
lain, karena saya selalu mempersiapkan pasangan pengganti untuk
berjaga-jaga jika ada salah satu induk yang berhalangan,” paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar