Jumat, 18 September 2015
Rabu, 09 September 2015
Ulat Kandang untuk Ciblek
Ulat kandang untuk ciblek
Kandungan protein pada ulat kandang sangat baik bagi burung kicau, untuk burung kecil seperti ciblek sangat baiknya di beri makanan tambahan ulat kandang agar burung menjadi fresh, rajin bunyi dan efek utama dari ulat kandang adalah untuk menjernihkan suara
Ukuran ulat kandang yang lebih kecil dari ulat hongkong/jerman, juga gerakannya yang agresif membuat burung ciblek tertarik untuk melahapnya. Ulat kandang tidak membuat burung menjadi gemuk, dan tidak membuat bulu rontok.
Makanan tambahan ulat kandang pada burung ciblek diberikan pada pagi/sore hari dengan porsi secukupnya, disesuaikan dengan berat badan. Burung ciblek yang berukuran kecil cukup diberikan 5 ekor ulat kandang pada pagi hari pukul 06.00 WIB dan pada sore hari menjelang petang pada pukul 17.30 cukup 7 ekor ulat kandang.
Dengan porsi yang cukup, menjadikan Ciblek selalu fresh, sehat dan rajin bunyi.
Ulat kandang untuk pleci
Ulat kandang untuk burung pleci
Banyak penghobi burung kacamata atau burung pleci (plecimania) yang jengkel gara-gara burung pleci mereka tidak mau bersuara ngeplong keras apalagi bersuara ngalas meski usianya sudah cukup, jinak dan rajin bunyi. Kalau bunyi, demikian keluhan yang sering kita dengar, sekadar ngriwik atau bergaya teler dengan suara kecil.
Oke, sebelum melangkah lebih jauh, khususnya untuk Anda para pemula,
perlu tahu apa dan bagaimana suara burung pleci ngalas yang selama ini
diidamkan para plecimania. Untuk itu, silakan dengarkan dulu atau bisa
pula mendownload suaranya di artikel ini: Suara burung pleci ngalas.
Bagaimana membuat burung pleci bersuara ngeplong keras dan ngerol
ngalas? Berikut ini saya sampaikan tips yang dibeber Om Yuli (Julianto
Prasetyo) saat ngobrol bareng di rumah Om Kicau bersama sejumlah kawan
Jogja dan Solo. Tips ini didasarkan pada pengalaman Om Yuli merawat
burung pleci dengan melakukan beberapa eksperimen.
Dalam hal ini Om Yuli bercerita tentang perbedaan penggunaan ekstra
foodng kroto dan ulat kandang. Singkat cerita, menurut Om Yuli, kroto
membuat burung rajin bunyi tetapi lebih rajin ngriwik tetapi lebih
banyak juga teler dengan suara kecil. Sedangkan pemberian ulat kandang
menyebabkan burung lebih bisa atau mau bersuara keras dan ngalas.
Syaratnya, burung memang sudah mapan dan/atau gacor.
Hal itu diketahui Om Yuli dengan memberikan perlakuan berbeda pada
sejumlah burung pleci. Kelompok burung yang diberi pakan ekstra kroto,
hanya rajin ngriwik atau teler, sementara kelompok yang diberi pakan
ulat kandang lebih gacor dengan suara keras. Ketika percobaan di balik,
yakni kelompok burung yang semula rutin diberi kroto lantas gantian
diberi ulat kandang menjadi rajin ngalas/bersuara plong keras. Sedangkan
yang semula rutin diberi ulat kandang diganti pakan tambahannya dengan
kroto, tetap rajin tetapi sekadar ngriwik sepanjang hari atau rajin
teler-teler cuma bersuara kecil.
Hanya saja Om Yuli tidak bisa menjelaskan atau menjawab pertanyaan
“mengapa”. Namun poin utamanya adalah pemberian ulat kandang memberi
efek bagus bagi burung pleci.
Porsi yang diberikan Om Yuli ke burung pleci adalah 5-6 ekor pagi dan 5-6 ekor sore hari
Langganan:
Postingan (Atom)