Jumat, 18 September 2015

Ulat Kandang Untuk Murai Batu

Kematian indukan bagi penangkar burung adalah momok yang ksangat menakutkan. Jika disuruh memilih antara kematian piyik dan kematian indukan mereka hampir sepakat memilih kematian piyikan. Hal ini merupakan pilihan yang wajar karena kematian indukan berarti pula adalah berhentinya proses produksi.


Hal demikian pernah dialami Bang M saat awal bulan pertama menang-kar murai batu. Beberapa indukannya tiba-tiba terlihat kurang sehat, selang beberapa hari kemudian mati.
“Saya sempat kebingungan mengantisipasinya, padahal saya sudah menerapkan anjuran teman-teman penghobi dan penangkar. Mulai kebersihan dan kesegaran pakan, kebersihan kandang hingga pemberian vitamin. Tapi kematian indukan selalu saja terjadi. Kalau terjangkit virus kenapa piyikannya justru sehat dan tidak tertular dan indukan yang lain juga tidak tertular,” katanya dengan penuh tanda tanya.
la kemudian menduga-duga, apakah karena faktor lingkungan yang mempengaruhinya? Dugaan tersebut muncul karena seluruh kandang yang dibangunnya tidak pernah terkena sinar matahari secara langsung. “Karena keterbatasan lahan mengakibatkan kandang penangkaran saya tidak bisa terkena sinar matahari langsung. Apa karena itu yang men-gakibatkan indukan-indukan tersebut cepat mati,” sambungnya.

 

 Hingga suatu saat Bang M mendapat nasehat dari sesama penghobi yang menyarankan agar seluruh indukan diberi ulat kandang atau ada juga yang menyebut ulat balap karena jalannya yang cepat. Ternyata setelah saran tersebut diterapkan, terjadi perubahan yang cukup positif di penangkarannya.
“Jarang terjadi ada indukan yang sakit, kalau toh ada, indukan tersebut diberi antibiotik yang diteteskan di mulutnya. Selang sehari sang induk pasti sembuh. Bahkan hasil produksinyapun semakin meningkat,” terang:nya mengenai khasiat ulat kandang.
Bang M mengakui jika secara ilmiah dirinya belum mengetahui kaitan antara ulat kandang dan kesehatan indukan burung yang ditangkarkannya. Tapi dia sudah merasakan manfaat memberi pakan indukan murai batu-nya dengan ulat kandang.
“Semua indukan dalam sebulan bisa berproduksi hingga dua kali setelah saya beri konsumsi ulat kandang. Bahkan bila betina tidak ngurak dan pejantan ngurak, produksi tetap bisa berjalan. Tapi biasanya kalau ada salah satu yang ngurak, pasangannya akan saya gantikan dengan yang lain, karena saya selalu mempersiapkan pasangan pengganti untuk berjaga-jaga jika ada salah satu induk yang berhalangan,” paparnya.

Rabu, 09 September 2015

Ulat Kandang untuk Ciblek

Ulat kandang untuk ciblek






Kandungan protein pada ulat kandang sangat baik bagi burung kicau, untuk burung kecil seperti ciblek sangat baiknya di beri makanan tambahan ulat kandang agar burung menjadi fresh, rajin bunyi dan efek utama dari ulat kandang adalah untuk menjernihkan suara





Ukuran ulat kandang yang lebih kecil dari ulat hongkong/jerman, juga gerakannya yang agresif membuat burung ciblek tertarik untuk melahapnya. Ulat kandang tidak membuat burung menjadi gemuk, dan tidak membuat bulu rontok.
Makanan tambahan ulat kandang pada burung ciblek diberikan pada pagi/sore hari dengan porsi secukupnya, disesuaikan dengan berat badan. Burung ciblek yang berukuran kecil cukup diberikan 5 ekor ulat kandang pada pagi hari pukul 06.00 WIB dan pada sore hari menjelang petang pada pukul 17.30 cukup 7 ekor ulat kandang.
Dengan porsi yang cukup, menjadikan Ciblek selalu fresh, sehat dan rajin bunyi.

Ulat kandang untuk pleci

Ulat kandang untuk burung pleci


Banyak penghobi burung kacamata atau burung pleci (plecimania) yang jengkel gara-gara burung pleci mereka tidak mau bersuara ngeplong keras apalagi bersuara ngalas meski usianya sudah cukup, jinak dan rajin bunyi. Kalau bunyi, demikian keluhan yang sering kita dengar, sekadar ngriwik atau bergaya teler dengan suara kecil.
Oke, sebelum melangkah lebih jauh, khususnya untuk Anda para pemula, perlu tahu apa dan bagaimana suara burung pleci ngalas yang selama ini diidamkan para plecimania. Untuk itu, silakan dengarkan dulu atau bisa pula mendownload suaranya di artikel ini: Suara burung pleci ngalas.


 
Bagaimana membuat burung pleci bersuara ngeplong keras dan ngerol ngalas? Berikut ini saya sampaikan tips yang dibeber Om Yuli (Julianto Prasetyo) saat ngobrol bareng di rumah Om Kicau bersama sejumlah kawan Jogja dan Solo. Tips ini didasarkan pada pengalaman Om Yuli merawat burung pleci dengan melakukan beberapa eksperimen.
Dalam hal ini Om Yuli bercerita tentang perbedaan penggunaan ekstra foodng kroto dan ulat kandang. Singkat cerita, menurut Om Yuli, kroto membuat burung rajin bunyi tetapi lebih rajin ngriwik tetapi lebih banyak juga teler dengan suara kecil. Sedangkan pemberian ulat kandang menyebabkan burung lebih bisa atau mau bersuara keras dan ngalas. Syaratnya, burung memang sudah mapan dan/atau gacor.
Hal itu diketahui Om Yuli dengan memberikan perlakuan berbeda pada sejumlah burung pleci. Kelompok burung yang diberi pakan ekstra kroto, hanya rajin ngriwik atau teler, sementara kelompok yang diberi pakan ulat kandang lebih gacor dengan suara keras. Ketika percobaan di balik, yakni kelompok burung yang semula rutin diberi kroto lantas gantian diberi ulat kandang menjadi rajin ngalas/bersuara plong keras. Sedangkan yang semula rutin diberi ulat kandang diganti pakan tambahannya dengan kroto, tetap rajin tetapi sekadar ngriwik sepanjang hari atau rajin teler-teler cuma bersuara kecil.
Hanya saja Om Yuli tidak bisa menjelaskan atau menjawab pertanyaan “mengapa”. Namun poin utamanya adalah pemberian ulat kandang memberi efek bagus bagi burung pleci.
Porsi yang diberikan Om Yuli ke burung pleci adalah 5-6 ekor pagi dan 5-6 ekor sore hari